Kejujuran adalah kata yang sering
digembar-gemborkan dan selalu diucapkan oleh hampir setiap guru ketika sedang
memberikan ujian atau ulangan kepada anak didiknya. Dan saya yakin hal ini
terjadi hamper di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai
sekolah menengah atas. Dengan harapan anak didiknya bertindak jujur dan tidak
menyontek ketika mengerjakan soal ulangan atau ujian. Apakah hal serupa juga
disampaikan kepada mahasiswa-mahasiswi yang pola pemikirannya jauh lebih dewasa
jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan di bawahnya ? Terpenuhikah
keinginan dan harapan guru tersebut supaya mereka berbuat jujur ketika
mengerjakan soal ulangan atau ujian ?
Berbuat
jujur sebenarnya bukanlah sesuatu yang luar biasa sulit, semua tergantung dari
masing-masing individu. Bahwasanya kita menuntut ilmu adalah dengan tujuan
supaya ilmu yang kita tuntut bermanfaat dan berguna bagi kita sendiri juga bagi
orang lain. Tapi bagaimana jika cara yang kita tempuh dalam menuntut ilmu
menggunakan cara yang tidak jujur ? Akankah ilmu yang kita dapat bisa
bermanfaat ? Banyak anak-anak yang sering menyontek ketika ujian, tanpa belajar
dan berusaha mereka mendapat nilai yang bagus.
Dalam
mencari ilmu, apakah nilai yang tinggi menjadi patokan bahwa anak didik
tersebut berarti pandai, tanpa belajar dan berusaha bisa mendapatkan nilai yang
bagus ? Pada kenyataannya justru anak-anak yang tidak jujur malah mujur,
sedangkan anak-anak yang jujur tidak mujur.
Tidak ada istilah bodoh atau pintar, karena semua itu tergantung dari
kita dalam memanfaatkan waktu untuk belajar yang tentu saja harus disertai
dengan doa. Anak yang pintar adalah mereka yang pandai memanfaatkan waktu
belajar dan mengedepankan kejujuran. Mereka berprinsip nilai yang tinggi
bukanlah kebanggaan jika diperoleh dengan cara menyontek. Mereka yang bodoh
adalah mereka yang tidak pandai memanfaatkan waktu belajar tetapi selalu
memikirkan jalan pintas untuk mendapatkan nilai yang bagus. Bagi mereka nilai
yang bagus adalah kebanggaan meskipun didapat dengan cara menyontek.
Dalam
hal kejujuran di dunia pendidikan guru memegang peranan sangat penting. Karena,
mereka yang terjun langsung dan berhubungan dengan anak didiknya. Guru harus
berupaya bagaimana agar anak-anak tidak berbuat curang ketika mengerjakan ujian
atau ulangan. Guru harus mempunyai cara dan metode agar anak-anak selalu
bertindak jujur ketika mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mereka bisa
menyontek karena guru itu sendiri. Hal yang sering terjadi adalah ketika guru
menjadi pengawas dalam ujian, tidak bertindak sebagai pengawas, tetapi sebagai
penunggu ujian. Anak-anak leluasa berbuat curang karena kurangnya pengawasan.
Dalam hal ini guru harus benar-benar proaktif dengan tidak memberikan ruang
gerak kepada anak-anak untuk berbuat curang sekecil apapun. Dan guru harus
memberikan sanksi jika mendapati anak-anaknya berbuat curang. Guru harus bersikap obyektif, jangan berikan
nilai bagus pada yang berbuat curang, agar hal tersebut tidak terulang.
Karena
sebenarnya ketidak jujuran itu muncul karena guru itu sendiri. Guru terkadang
lengah dalam memberikan pengawasan atau terkadang ketika ujian berlangsung guru
memberikan kepercayaan kepada anak didiknya dengan keyakinan mereka tidak akan
menyontek. Jika ketidakjujuran terus menerus dilakukan, lama-kelamaan akan
membentuk pribadi yang tidak berkarakter dan tidak mandiri.
Kewajiban
seorang pendidik bukan hanya memberikan materi sesuai dengan kurikulum yang
berlaku serta selesai tepat pada waktunya, tetapi guru juga berkewajiban untuk
menanamkan nilai-nilai yang luhur, yaitu contohnya kejujuran. Jika guru
memberikan teladan yang pandai, anak didik pun akan menghormati dan mematuhi
mereka. Jangan jadikan nilai yang tinggi sebagai patokan dalam mendongkrak nama
baik sekolah. Apalah arti nilai yang tinngi itu jika didapat dengan cara yang
tidak jujur. Kebohongan bukanlah kebanggaan, tetapi kebohongan adalah awal dari
kehancuran.
Ayo…..Bapak
dan Ibu guru singsingkan lengan bajumu, berantaslah ketidakjujuran di dunia
pendidikan. Di pundakmu terpikul tanggung jawab yang berat namun mulia untuk
mengaharumkan nama baik dunia pendidikan. Antarkanlah anak didikmu dalam meraih
cita-citanya. Jangan biarkan asa itu tertutup kabut ketidakjujuran, yang dapat
menggelapkan masa depan impiannya. Jadikanlah impian mereka menjadi kenyataan.
Bebaskan anak didikmu dari belenggu menyontek. Karena sesungguhnya menyontek
itu membunuh karakter mereka. Jadikanlah mereka generasi penerus bangsa, yang
berkarakter dan mandiri. Dunia ini akan indah jika semua berani berbuat jujur.
Jadikanlah anak didikmu kelak di kemudian hari membuat dirimu bangga karena
kesuksesan mereka berkat kerja keras dalam mendidik dan membangun karakter
mereka yang jujur.
Terpujilah
wahai engkau ibu bapak guru
Namamu
akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua
baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai
prasasti trimakasihku tuk pengabdianmu
Engkau
sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau
laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau
patriot pahlawan bangsa
Tanpa
tanda jasa
Itu adalah lagu indah hadiah
untukmu karena pengabdianmu. Harumkanlah dunia pendidikan dengan kejujuran yang
benar-benar nyata. Jika anak didikmu berhasil dengan prestasi yang diperoleh
dari hasil kejujuran, itu akan memberikan kebanggaan dan hadiah terbesar
untukmu. Perjuanganmu akan indah jika anak didikmu benar-benar menjadi generasi
penerus bangsa yang berkarakter.